Rabu, 23 Mei 2012

TERBEBAS DARI RASA KUATIR

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 22 Mei 2012 -

Baca: Filipi 4:1-9

"Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur."  Filipi 4:6

Seringkali kita berpikir bahwa memiliki kekuatiran adalah hal yang biasa, wajar dan normal bagi kehidupan manusia.  Namun bagi kehidupan orang percaya hal itu tidak seharusnya terjadi, karena kekuatiran adalah salah satu bentuk penjajahan Iblis.  Kekuatiran membuat seseorang larut dalam kesedihan, murung sehingga sukacita dan damai sejahtera menjadi hilang.  Ingat, ketika kita kuatir berarti kita sedang meragukan kuasa Tuhan.  Kebenarannya adalah Tuhan tidak pernah memberikan roh yang mendatangkan kekuatiran dalam hidup orang percaya.  Normalnya, hidup seorang Kristen adalah hidup yang terbebas dari rasa kuatir.  Itulah sebabnya rasul Paulus menasihatkan,  "Aku ingin, supaya kamu hidup tanpa kekuatiran."  (1 Korintus 7:32a).  Mana mungkin kita hidup tanpa rasa kuatir?  Tidak ada perkara yang mustahil!  Asal kita memiliki penyerahan diri penuh kepada Tuhan.

     Tuhan Yesus berkata,  "Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?"  (Matius 6:25).  Karena itu  "Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu."  (1 Petrus 5:7).  Jadi terbebas dari rasa kuatir adalah pilihan hidup karena kekuatiran itu adalah serangan.  Dengan kata lain, ketika serangan kekuatiran itu datang, dan tidak kita lawan, ia akan menjajah dan mengintimidasi kita.  Karena itu ketika serangan kekuatiran itu datang kita harus bertindak dan melawannya dengan percaya kepada Tuhan.

     Mengapa kita tidak boleh kuatir?  Karena itu merupakan perintah Tuhan dan kita pun harus mentaatinya.  Bukankah firman Tuhan tak henti-hentinya mengingatkan kita untuk tidak kuatir?  Di dalam Amsal 12:25a dikatakan,  "Kekuatiran dalam hati membungkukkan orang,"  Ayat ini jelas menunjukkan bahwa kekuatiran sama sekali tidak mendatangkan kebaikan atau keuntungan bagi hidup kita, sebaliknya, malah merugikan.  Jadi kekuatiran itu sama sekali tidak ada gunanya.

Buang semua kekuatiran karena kita memiliki Bapa yang sanggup memelihara hidup kita dan tidak pernah meninggalkan kita!

http://airhidupblog.blogspot.com/2012/05/terbebas-dari-rasa-kuatir.html

Selasa, 22 Mei 2012

DAUD: Hamba Yang Berkenan di Hati Tuhan (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 21 Mei 2012 -

Baca:  Mazmur 51:1-21

"Sembunyikanlah wajah-Mu terhadap dosaku, hapuskanlah segala kesalahanku!"  Mazmur 51:11

Hal kedua, Tuhan melihat kesetiaan Daud yang sangat teruji.  Sejak usia muda Daud mendapat tugas dari ayahnya untuk menggembalakan domba.  Meski jumlah dombanya hanya 2-3 ekor ia menjaganya dengan setia, bahkan rela mengorbankan nyawanya demi menyelamatkan dombanya itu dari serangan binatang buas yang hendak memangsanya.  Dalam perkara yang kecil saja Daud begitu setia, pasti ia akan setia saat dipercaya Tuhan untuk perkara-perkara yang lebih besar seperti memimpin bangsa Israel.  Dalam Lukas 16:10 dikatakan:  "Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar."  Oleh karena itu marilah kita setia dengan apa yang dipercayakan Tuhan kepada kita meski itu perkara kecil yang kelihatannya kurang berarti di penilaian manusia.

     Ketiga, Daud adalah seorang yang menghormati otoritas.  Daud sangat menghormati Saul yang pada waktu itu menjadi raja atas Israel.  Kita tahu bahwa Saul sangat membenci Daud sehingga berbagai upaya ia lakukan untuk membunuh Daud, meski selalu gagal.  Walau demikian Daud tidak pernah menaruh dendam terhadap Saul.  Daud berkata,  "Jangan musnahkan dia, sebab siapakah yang dapat menjamah orang yang diurapi Tuhan, dan bebas dari hukuman?"  (1 Samuel 26:9).  Daud sadar bahwa melawan otoritas berarti melawan Sang Pemberi Otoritas.  Hal ini juga menunjukkan bahwa Daud memiliki hati yang suka mengampuni orang lain.  Saat Saul mangkat hatinya sanagat sedih dan benar-benar merasa kehilangan.

     Keempat, Daud juga orang yang mudah bertobat, tidak menyembunyikan dosa dan jujur kepada Tuhan.  Daud pernah berbuat dosa dan melakukan kekejian di mata Tuhan, di mana ia berzinah dengan Betsyeba  (isteri Uria), dan dengan caranya yang licik ia membunuh Uria.  Setelah ditegur oleh abdi Tuhan  (Natan)  Daud tidak marah, justru ia menyatakan penyesalannya dan mau bertobat dengan sungguh.  Daud berkata,  "Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar!  Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!"  (Mazmur 51:3-4).

Sudahkah kita menjadi orang Kristen yang berkenan di hati Tuhan seperti Daud?

http://airhidupblog.blogspot.com/2012/05/daud-hamba-yang-berkenan-di-hati-tuhan_21.html

Senin, 21 Mei 2012

Profil 'Sepenggal Taman Eden' di Tanah Minahasa



Kecamatan Modoinding berada di penghujung Wilayah Kabupaten Minahasa Selatan, dekat Kotamobagu. 

Perjalanan bisa dimulai dari Manado (Ibukota Provinsi Sulawesi Utara) melintasi Amurang (Ibukota Minahasa Selatan) dapat ditempuh dalam waktu satu setengah jam dengan Mobil Pribadi, atau Bus Umum.

Pemandangan kota-kota kecil yang dilatarbelakangi bukit dan lembah kehijauan berlangsung selama satu jam perjalanan. Jalan berkelok-kelok dengan menyuguhkan eksotisme trimatra alam fantastik yang melebihi keindahan Dunia Fantasi. Semakin lama ditempuh, semakin kota-kota tersebut beralih menjadi desa, semakin kecil, semakin hijau.

Namun, bagi para pelancong yang menginginkan pemandangan alam dengan suhu udara yang sejuk, menjejakan kaki di Modoinding tetap merupakan prioritas utama, tak tergantikan. Dari Amurang, Modoinding bisa di capai dengan melintasi Kec. Motoling, Ranoyapo, Tompaso Baru dan Maesaan. Jalan berkelok? Sudah pasti tidak bisa dihindari. Tapi satu hal yang pasti, semua keletihan badan tersebut akan tertebus tunai dengan pemandangan alam di sepanjang perjalanan. Hijau, Eksotis, Mistis, Segar, Bersih dan Sehat pula.

Sejauh mata memandang terhampar landscape hijau di antara pepohonan dengan dedaunan yang berdansa bersama tarian angin yang semilir. Beribu petak sawah, pohon nyiur, anak sungai yang jernih menyebar dan menjalani hidup dengan damai di daerah penuh bukit dan ngarai itu. Orang-orang yang memiliki penyakit sulit tidur sebaiknya segera datang ke sini dan mulai menghitung satu per satu anugerah alam tersebut.

Setelah berjalan menelusuri jalan berkelok yang menembus bukit, sekitar dua jam dari Amurang, gerbang Selamat Datang di Kecamatan Modoinding akan menyambut kita, pertanda kita telah memasuki dunia anugerah yang tidak akan kita jumpai di tempat lain. Praktis kita membutuhkan sekitar 3,5 jam berkendara dari Manado sampai Modoinding.

Inilah Modoinding. Jazirah Minahasa yang terhampar pada ketinggian 1.100 meter di atas permukaan laut. Pada waktu-waktu tertentu di malam hari, suhu udaranya bisa mencapai 12 derajat Celcius. Di siang hari, suhu udara normalnya 23 - 28 derajat Celcius. Bukankah ini sebuah kesejukan yang kita dapatkan secara gratis tanpa perlu membeli AC. Suasana yang bisa kita dapatkan di tempat lain dengan biaya yang mahal.


Inilah Modoinding. Sebuah kecamatan tanpa penduduk miskin, karena alam memelihara mereka secara turun temurun,  dan mereka menafkahi hidup mereka dengan bercocok tanam dan bergantung sepenuhnya pada bumi. Alam pula yang menasbihkan daerah ini sebagai ‘dapur’ bagi Indonesia Bagian Timur. Lahan yang sangat luas, sangat subur, sangat produktif dan sangat indah. Merupakan sebuah kekayaan yang sangat langka dan berharga jika kita bisa menjadi bagian darinya.

Suasana desa, hawa sejuknya, udara yang sangat segar seolah-olah sehabis hujan, bebukitan yang menghampar tak beraturan, sungai berair tenang yang berliku membelah ladang perkebunan sayur-sayuran, rumah-rumah panggung dari kayu (rumah-rumah tradisional rakyat Minahasa), tanaman bunga di pekarangan dan pagar, aneka panen sayur mayur yang bertumpuk-tumpuk di tepian jalan. Semua terangkai dengan bingkai langit biru dan sekelompok awan sisa hujan yang berarak mengejar burung-burung yang terbang bebas, melengkapi gambaran indah yang menciptakan suasana damai.

Modoinding, sungguh tempat dengan pesona surgawi yang dapat menentramkan hati, layaknya seorang kekasih.

Jika memiliki kekasih, maka tempat ini akan menghadirkan keinginan untuk membawanya duduk dan bercengkrama, di musim saat sayur-mayur mendekati panennya dan bunga-bunga bersemi, mekar berwarna-warni yang harum semerbak mewangi.  

Jika telah berpisah dengan kekasih, maka tempat ini akan menghadirkan berbagai pengandaian bahwa mesin waktu bisa ditemukan untuk kembali ke masa lalu, sekedar menculiknya dan membawanya duduk dan berbagi cerita di salah satu kaki bukit, di musim saat bunga-bunga sedang berseri sehingga dapat membuat cinta bersemi kembali.

Jika hanya seorang diri, tidak punya kekasih, tidak punya mantan kekasih, dan tak punya siapapun,  betapa pun menyedihkannya, cukuplah duduk berdiam diri di salah satu tempat yang teduh sambil memandangi seluruh alamnya, kita kan merasa bahwa Tuhan Sang Maha Pencinta selalu berada dekat kita, karena sesungguhnya kita berada di dalam ‘Sepenggal Taman Eden’ yang terhampar di Tanah Minahasa.

Modoinding, selalu akan menjadi sumber dari berbagai inspirasi. 

Disadur dari :
http://alexanderpaul.multiply.com/

Minggu, 20 Mei 2012

DAUD: Hamba yang Berkenan di Hati Tuhan! (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 20 Mei 2012 -

Baca:  Yesaya 42:1-9

"Lihat, itu hamba-Ku yang Kupegang, orang pilihan-Ku, yang kepadanya Aku berkenan."  Yesaya 42:1a

Pengiringan kita kepada Tuhan harus mempunyai sasaran yang harus kita capai.  Kita tidak cukup hanya menjadi orang Kristen yang rajin ke gereja atau aktif dalam pelayanan tetapi harus lebih dari itu, karena rajin ke gereja atau aktif dalam pelayanan tidak menjamin hidup kita dikenan oleh Tuhan.  Tuhan Yesus berkata,  "Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga."  (Matius 7:21).

     Yang dapat masuk ke dalam Kerajaan Sorga adalah orang-orang yang melakukan kehendak Tuhan.  Kekristenan kita akan menjadi sia-sia bila kita tidak menjadi pelaku firman, tidak hidup dalam ketaatan.  Bukankah hati kita sudah senang bukan kepalang ketika apa yang kita perbuat dikenan oleh pimpinan di kantor, atau pelayanan kita dinilai cukup baik oleh orang lain?  Dikenan oleh manusia saja membuat kita merasa bahagia dan bangga, coba bayangkan bila hidup kita ini dikenan oleh Tuhan, yang adalah Bapa yang bertakhta di dalam Kerajaan Sorga, Pencipta langit dan bumi dan juga Raja di atas segala raja.  Inilah yang harus kita kejar!  Inilah sasaran hidup seorang Kristen!

     Daud adalah contoh orang yang hidupnya dikenan Tuhan.  Tertulis,  "Setelah Saul disingkirkan, Allah mengangkat Daud menjadi raja mereka. Tentang Daud Allah telah menyatakan: Aku telah mendapat Daud bin Isai, seorang yang berkenan di hati-Ku dan yang melakukan segala kehendak-Ku."  (Kisah 13:22).  Pasti ada banyak faktor yang membuat hidup Daud berkenan di hati Tuhan.  Di antaranya adalah:  pertama, Daud sangat mengasihi Tuhan.  Kasihnya kepada Tuhan melebihi segala-galanya.  Kerinduannya untuk tinggal dalam hadirat Tuhan begitu mendalam.  "Betapa disenangi tempat kediaman-Mu, ya Tuhan semesta alam! Jiwaku hancur karena merindukan pelataran-pelataran Tuhan;"  (Mazmur 84:2-3a).  Bagi Daud,  "...lebih baik satu hari di pelataran-Mu dari pada seribu hari di tempat lain; lebih baik berdiri di ambang pintu rumah Allahku dari pada diam di kemah-kemah orang fasik."  (Mazmur 84:11).  Meski sudah menjadi raja atas Israel, tinggal di istana yang megah, perabot yang mewah, dengan tentara yang kuat, dia tetap merasa bahwa lebih baik berada di rumah Tuhan.
(Bersambung).
http://airhidupblog.blogspot.com/2012/05/daud-hamba-yang-berkenan-di-hati-tuhan.html

Sabtu, 19 Mei 2012

PETRUS: Hidup yang Diubahkan Roh Kudus!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 19 Mei 2012 -

Baca:  Kisah 2:14-40

"Ketika mereka mendengar hal itu hati mereka sangat terharu, lalu mereka bertanya kepada Petrus dan rasul-rasul yang lain: 'Apakah yang harus kami perbuat, saudara-saudara?'"  Kisah 2:37

Petrus pada awalnya begitu yakin dengan kesetiaannya kepada Tuhan, bahkan ia rela melakukan apa saja untuk Tuhan, mati pun mau.  Namun seiring berjalannya waktu, ternyata perkataan Petrus itu hanya isapan jempol belaka, komitmennya tidak bisa dipegang.  Menjelang hari penyaliban Tuhan Yesus ia sudah menyangkalNya sampai 3x.  Petrus tak lebih dari seorang pengecut yang diliputi oleh ketakutan dan kekuatiran.

     Tapi pembacaan firman Tuhan hari ini menyatakan adanya perubahan hidup dalam diri Petrus yang begitu drastis, dari seorang pengecut menjadi seorang pemberani, bahkan ia dipakai Tuhan secara luar biasa.  Apa yang terjadi dengan diri Petrus?  Ini adalah penggenapan dari kitab Yoel (baca Yoel 2:28-32), di mana pada hari-hari akhir Tuhan akan mencurahkan RohNya yang kudus dan itu tergenapi di hari raya Pentakosta.  Saat Tuhan mencurahkan RohNya di kamar loteng Yerusalem inilah Petrus mengalami lawatan dan jamahan Tuhan seperti tertulis:  "...kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi."  (Kisah 1:8).  Karena mengalami jamahan Roh Kudus inilah hidup Petrus diubahkan secara luar biasa.  "Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang."  (2 Korintus 5:17).

     Meski tidak mengeyam pendidikan di sekolah Alkitab dan juga tanpa 'jam terbang' dalam hal berkotbah, Petrus beroleh kekuatan dan keberanian untuk berdiri di hadapan ribuan orang untuk menyampaikan berita injil.  Itu adalah kekuatan adikodrati (supernatural)!  Roh Kudus bekerja di dalam diri Petrus.  Dikatakan,  "Karena bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Bapamu; Dia yang akan berkata-kata di dalam kamu."  (Matius 10:20).  Alkitab mencatat, melalui kotbah yang disampaikan Petrus ini 3000 orang bertobat dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat.

Perkara-perkara ajaib dan dahsyat pasti terjadi ketika Roh Kudus bekerja!

http://airhidupblog.blogspot.com/2012/05/petrus-hidup-yang-diubahkan-roh-kudus.html

DOA HANA: Tuhan Memperhatikan Penderitaan Kita!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 18 Mei 2012 -

Baca:  1 Samuel 2:1-10

"Ia menegakkan orang yang hina dari dalam debu, dan mengangkat orang yang miskin dari lumpur,"  1 Samuel 2:8

Dalam masyarakat Yahudi, melahirkan anak laki-laki bagi suaminya adalah tugas dan kewajiban bagi seorang wanita yang sudah menikah.  Jika wanita itu mandul alias tidak bisa memberikan keturunan, maka hal ini akan menimbulkan rasa malu dan menjadi celaan bagi suaminya, keluarganya dan juga lingkungan di sekitarnya.  Jadi kemandulan dianggap sebagai sesuatu yang memalukan.  Inilah yang sedang dialmi oleh Hana, di mana tanggung jawab untuk melanjutkan garis keturunan suami ada di tangannya.  Jika tidak, ia akan menghadapi masalah yang berat:  bisa saja diceraikan oleh suaminya atau harus menanggung malu dan mengalami penolakan dari orang-orang yang ada di sekitarnya.  Bisa dibayangkan betapa remuk redam hati Hana karena ia tidak punya anak (mandul).  Belum lagi perlakuan yang tidak baik dari Penina, 'madunya' yang justru memiliki anak.  Hal ini semakin menambah rasa sedih dan pahit di hati Hana.

     Secara manusia, Hana sudah hilang pengharapan karena Tuhan telah menutup rahimnya.  Ia pun yakin satu-satunya Pribadi yang dapat menolongnya adalah Tuhan.  Karena itu segeralah ia datang kepada Tuhan.  Di baitNya yang kudus, dengan hati hancur, Hana mencurahkan segala beban hidupnya.  Meski dikira mabuk oleh iman Eli ia tidak peduli, karena  "Korban sembelihan kepada Allah ia jiwa yang hancur;  hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah."  (Mazmur 51:19).  Saat berdoa inilah Hana bernazar, "Tuhan semesta alam, jika sungguh-sungguh Engkau memperhatikan sengsara hamba-Mu ini dan mengingat kepadaku dan tidak melupakan hamba-Mu ini, tetapi memberikan kepada hamba-Mu ini seorang anak laki-laki, maka aku akan memberikan dia kepada Tuhan..."  (1 Samuel 1:11).  Akhirnya Tuhan pun mengabulkan doa Hana,  "...setahun kemudian mengandunglah Hana dan melahirkan seorang anak laki-laki.  Ia menamai anak itu Samuel,..." (1 Samuel 1:20).

     Mungkin Tuhan telah menutup rahim Hana selama bertahun-tahun, tetapi Dia tidak pernah menutup telingaNya terhadap umat yang siang malam berseru-seru kepadaNya.  Ketika kita berdoa dengan hati hancur dan berserah penuh memohon belas kasihan Tuhan, pada saatnya Dia pasti bertindak dan pertolonganNya tidak pernah terlambat.

"Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai."  Mazmur 126:5

YESUS NAIK KE SORGA: Menyediakan Tempat Bagi Kita!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 17 Mei 2012 -

Baca:  Yohanes 14:1-14

"Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu."  Yohanes 14:2

Setelah mati di atas kayu salib, pada hari yang ketiga Yesus bangkit dan empat puluh hari setelah itu Dia naik ke sorga:  "...terangkatlah Ia disaksikan oleh mereka, dan awan menutup-Nya dari pandangan mereka.  Ketika mereka sedang menatap ke langit waktu Ia naik itu, tiba-tiba berdirilah dua orang yang berpakaian putih dekat mereka, dan berkata kepada mereka: 'Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga.'"  (Kisah 1:9-11).  Yesus telah menggenapi rencana Allah!  Karena itu Dia harus kembali ke sorga.  Jika Yesus tidak naik ke sorga, bagaimana Ia dapat membuktikan bahwa diriNya adalah utusan dari sorga?  Jadi, kenaikan Yesus ke sorga semakin menegaskan bahwa Dia adalah Anak Allah,  "...Ia datang dari Allah dan kembali kepada Allah."  (Yohanes 13:3).

     Kenaikan Yesus ke sorga juga untuk menggenapi janjiNya kepada umatNya yaitu untuk memberikan seorang penolong bagi kita.  Ia berkata,  "Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu."  (Yohanes 16:7).  Kini, tidak ada alasan bagi orang percaya untuk menjadi takut dan kuatir dalam menjalani hidup ini karena ada Roh Kudus yang senantiasa menopang, menghibur, menguatkan dan menolong kita.  "...Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu."  (Yohanes 14:17b).  Kenaikan Yesus ke sorga juga semakin memberi jaminan dan kepastian bagi orang percaya tentang kehidupan kekal dalam Kerajaan Sorga karena Dia pergi untuk menyediakan tempat bagi kita.  Karena itu  "Janganlah gelisah hatimu;"  (Yohanes 14:1).  "...jika kemah tempat kediaman kita di bumi ini dibongkar, Allah telah menyediakan suatu tempat kediaman di sorga bagi kita, suatu tempat kediaman yang kekal, yang tidak dibuat oleh tangan manusia."  (2 Korintus 5:1).  Haleluyah!

Karena itu, sambil menyongsong kedatanganNya kembali menjemput kita, marilah kita senantiasa hidup dalam ketaatan;  ada upah besar menanti!

http://airhidupblog.blogspot.com/2012/05/yesus-naik-ke-sorga-menyediakan-tempat.html

Rabu, 16 Mei 2012

ADA SAATNYA HARUS MENANTI

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 8 Mei 2012 -

Baca: Mazmur 40:1-18

"Aku sangat menanti-nantikan Tuhan; lalu Ia menjenguk kepadaku dan mendengar teriakku minta tolong."  Mazmur 40:2

Banyak orang Kristen yang bertanya-tanya dalam hati, "Mengapa pertolongan Tuhan itu begitu lama?" Padahal Tuhan berkata sendiri, "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.  Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan."  (Matius 7:7-8).  Apa Ia ingkar dengan janjiNya?  Camkan dalam hati bahwa Ia tidak pernah ingkar dengan janjiNya.  JanjiNya yang tertulis dalam Alkitab pasti akan digenapi asalkan kita mau bersabar untuk menantikan Dia.

     Mazmur 40:2-4 adalah kesabaran Daud dalam menantikan jawaban Tuhan.  Daud percaya bahwa cepaat atau lambat doanya pasti dijawab Tuhan, karena "Tuhan dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan."  (Mazmur 145:18).  Terkadang doa kita dijawab Tuhan dalam waktu singkat.  Namun adakalanya doa kita dijawab Tuhan dalam waktu yang cukup lama, seperti Abraham yang harus menunggu selama 25 tahun untuk mendapatkan Ishak.  Namun yakinlah bahwa di dalam Tuhan tidak ada deadlock (jalan buntu).  Kita tidak perlu takut pada jalan buntu.  Semua orang pasti pernah mengalami tidak ada jalan bagi masalahnya, tapi bagi orang-orang yang dikasihi Tuhan selalu ada jalan keluar.  Oleh karena itu  "...kuatkan dan teguhkanlah hatimu? Janganlah kecut dan tawar hati, sebab Tuhan, Allahmu, menyertai engkau, ke manapun engkau pergi." (Yosua 1:9).  Untuk dapat menantikan jawaban Tuhan diperlukan suatu keberanian dalam diri kita, karena di dalamnya ada harga yang harus kita bayar, baik ketekunan, kesabaran, maupun kesetiaan.  Ketiga hal ini kerapkali kita abaikan dan kita pun langsung menyalahkan Tuhan dan beranggapan bahwa Tuhan terlalu lambat untuk menolong kita.

     Mengapa Ia lambat menjawab doa kita?  Mungkin hidup kita dalam posisi tidak benar sehingga Tuhan harus menunggu sampai kita bertobat dan mengerti kehendakNya.

Mungkin saat ini Tuhan sedang membentuk kita sampai kita dapat berkata, "Tuhan, aku tidak mampu tanpa Engkau!  Aku memerlukan Engkau."

http://airhidupblog.blogspot.com/2012/05/ada-saatnya-harus-menanti.html
 

PERKATAAN IMAN PERWIRA KAPERNAUM

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 14 Mei 2012



Baca:  Matius 8:5-13

"Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku, katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh."  Matius 8:8

Alkitab menyatakan,  "Orang benar akan hidup oleh iman."  (Roma 1:17).  Yakobus menambahkan,  "...iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna."  (Yakobus 2:22), karena iman tanpa perbuatan pada hakekatnya adalah mati.  Dalam menjalani kehidupan kekristenan, kita pun dituntut untuk memiliki iman yang benar-benar hidup dan nyata.

     Dalam renungan kemarin disampaikan bahwa tanda seseorang beriman kepada Tuhan adalah memiliki penyerahan diri penuh kepada Tuhan dan percaya bahwa Dia sanggup melakukan segala perkara.  Apa yang dikatakan Perwira Kapernaum ini:  "...katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh."  adalah perkataan penuh iman kepada Tuhan Yesus mengenai hambanya yang terbaring lumpuh di rumah.  Meski secara kasat mata hambanya itu terkulai tak berdaya dan sangat menderita, perwira itu sangat percaya dan tidak ragu bahwa Tuhan Yesus sanggup menyembuhkan hambanya itu.  Bahkan Tuhan Yesus tidak perlu datang ke rumahnya dan menjamah tubuh hambanya itu, hanya melalui perkataan atau mengucapkan sepatah kata saja hambanya itu pasti disembuhkan.  Tuhan Yesus berkata,  "...sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorangpun di antara orang Israel."  (Matius 8:10).  Perwira Kapernaum percaya bahwa yang keluar dari mulutNya adalah firman yang hidup dan penuh kuasa.

     Adakah kita memiliki iman seperti perwira Kapernaum ini?  Apa pun keadaan kita saat ini, jangan putus asa, arahkan mata kita kepada Tuhan Yesus.  Milikilah iman seperti perwira Kapernaum!  Jika mata kita hanya tertuju pada masalah dan apa yang sedang kita alami kita akan menjadi lemah dan semakin kuatir.  Itulah yang disukai Iblis.  Lawanlah semua ketakutan dan kekuatiran dengan iman!  Berhentilah memperkatakan yang negatif, sebaliknya selalu perkatakan firman Tuhan, maka oleh RohNya yang bekerja di dalam kita Ia akan menghidupkan firman yang ada di dalam hati dan pikiran kita.  Roma 10:8:  "Firman itu dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu." 

Ketika memperkatakan firman dengan iman, kita menyingkirkan keterbatasan dan kemustahilan manusia.

http://airhidupblog.blogspot.com/2012/05/perkataan-iman-perwira-kapernaum.html



MELAKUKAN SEGALA SESUATU DENGAN SUNGGUH

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 15 Mei 2012 -

Baca:  Ibrani 6:9-20

"Tetapi kami ingin, supaya kamu masing-masing menunjukkan kesungguhan yang sama untuk menjadikan pengharapanmu suatu milik yang pasti, sampai pada akhirnya,"  Ibrani 6:11

Keberhasilan seorang atlit mendapatkan gelar juara dalam sebuah even bukanlah sesuatu yang instan, tapi buah dari kesungguhannya dalam berlatih, taat kepada instruksi pelatih.  Tanpa kesungguhan, mustahil mereka berhasil!  Bukan hanya di bidang olahraga, tapi juga di segala bidang kehidupan ini termasuk dalam hal kerohanian.  Jadi kesungguhan kita dalam mengerjakan segala sesuatu adalah faktor penting dalam menentukan keberhasilan.  Sebagus apa pun suatu teori atau secemerlang apa pun ide seseorang jika tidak disertai oleh tindakan yang serius atau sungguh-sungguh akan menghasilkan yang biasa-biasa dan tidak maksimal.  Bagaimana dengan kita?  Tuhan berkata, "Aku mengasihi orang yang mengasihi aku, dan orang yang tekun mencari aku akan mendapatkan daku."  (Amsal 8:17).

     Bersungguh-sungguh artinya melakukan sesuatu dengan segenap hati, pikiran, tenaga dan kemampuan di dalam semangat dan rasa penuh tanggung jawab.  Inilah yang dikehendaki Tuhan!  Sudahkah kita bersungguh-sungguh dalam segala hal?  Ataukah selama ini kita belum bersungguh-sungguh?  Kita melakukan segala sesuatu dengan asal-asalan, setengah-setengah, sambil bersungut-sungut, mengomel, menggerutu, seperti bangsa Israel ketika berada di padang gurun?  Ingat, mereka yang tidak bersungguh-sungguh akhirnya mati di padang gurun sebelum mencapai Tanah Perjanjian;  mereka tidak menikmati janji Tuhan sepenuhnya.  "Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah."  (Kolose 3:23-24a).

     Bila kita ingin menikmati dan mengalami berkat-berkat Tuhan kita pun harus bersungguh-sungguh dalam segala hal.  Anugerah karunia, talenta dan potensi yang begitu besar dari Tuhan harus kita maksimalkan.  Bagaimana hidup kita bisa berdampak dan menjadi berkat bagi dunia bila kita menghasilkan karya yang biasa-biasa saja?

Mulai hari ini sungguh-sungguhlah mengerjakan tugas yang Tuhan percayakan!http://airhidupblog.blogspot.com/2012/05/melakukan-segala-sesuatu-dengan-sungguh.html